PALEMBANG, LOGIKAINDONESIA.COM. Palembang adalah kota tertua di Indonesia. Penandaan ini didasarkan pada penanggalan yang terdapat dalam prasasti Kedukan Bukit yang berangka tahun 16 Juni 682 Masehi. Prasasti ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Belanda yang bernama C. J. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di tepi Sungai Tatang Kedukan Bukit 35 Ilir Palembang. Prasasti Kedukan Bukit adalah sebuah batu bertulis yang berisi cerita atau catatan kedatangan Dapunta Hyang ke daerah tempat ditemukannya prasasti ini. Dari catatan yang terdapat pada prasasti kedukan bukit ini yang disimpulkan bahwa Dapunta Hyang melakukan perjalanan suci “siddhayatra” dari “Minangatamvan” dengan menggunakan sampan bersama dua puluh ribu orang dengan perbekalan lengkap melewati Mukha Upang tiba di suatu tempat pada hari kelima paroh terang (16 Juni 682 M) dan membuat Wanua , Sriwijaya, Siddhayatra.
Berdasarkan penanggalan pada prasasti Kedukan Bukit ini Raden Haji Achmad Rivai Tjek Yan Walikota Palembang (Pjs 1970 – 1973) dan (definitif 1973 – 1978) menetapkan hari jadi kota Palembang. Namun bukan tanggal 16 Juni tetapi tanggal 17 Juni agar mudah mengingatnya.
Pada usia ke-1443, Palembang melewati periodesasi kekuasaan yaitu
1. Masa sebelum Sriwijaya (abad ke-5 – 6 M)
2. Masa Kerajaan Sriwijaya (682 M – 1377 M)
3. Masa kekongan kekuasaan (1377 M – 1445 M) Pada masa ini wilayah maritim Sriwijaya dikuasai bajak laut yang dipimpin oleh Chen Zuyi yang pada akhirnya dikalahkan oleh Laksamana Cheng Ho..
4. Masa di bawah kekuasaan Majapahit (1455 – 1486) Adipati Arya Damar (Aryo Dillah)
5. Masa Kerajaan Islam Palembang (1547 M -1659 M)
6.;Kesultanan Palembang Darusalam (1659 M -1821 M)
7. Masa kolonial Belanda (1821 M – 1942 M)
8. Masa pendudukan Jepang (1942 M – 1945 M)
9.Masa Kemerdekaan Republik Indinesia (1945 M – sampai sekarang)
Di masa kemerdekaan kota Palembang dipimpin oleh walikota yaitu;
1. Raden Hanan ( 1945 – 1947)
2.Baay Salim (1950)
3. Sudarman Ganda Subrata (1950 – 1954)
4. R A Abusamah (1954 – 1955)
5. H. M. Ali Amin (1955 – 1960)
6. Mgs. H. Rachman (1960 – 1962)
7. Abdullah Kadir (1962 – 1968)
8. H. M. Rasyad Nawawi (1868 – 1970)
9. R. H. A. Rivai Tjek Yan (1970 – 1978)
10.H.A.Dahlan HY (1978 – 1983)
11.Kgs. Cholil Aziz (1983 – 1993)
12.H.Husni (1993 – 2008)
13. H. Eddy Santana P (2008 – 2013)
14.Romi Herton (2013 – 2014)
15.H.Harnojoyo (2014 – 2018)
16.H.Harobin Mustafa (2018)
17.Ahmad Najib (2018)
18.H.Harnojoyo (2018 – 2023)
19. Ratu Dewa (2023 – 2024)
20. Ucok A. R. Darmenta (2024)
22.Cheka Virgowansyah (2024-2025)
23. H. Ratu Dewa (2025 – sampai sekarang)
“catatan”
Pada masa agresi militer. Ada 2 walikota dari bangsa Belanda yaitu
1. Y. De Bont ( 1947-1948)
2. W. Van Doop (1949-1950)
Dengan semangat Palembang Jaya, semoga Kota Palembang semakin berdaya dan sejahtera. (M.Yasin)


