Menapak Jejak Ratu Sinuhun Perempuan Agung dalam Wisata Religi dan Sejarah Palembang

0
16

PALEMBANG,LogikaIndonesia.Com — Di tengah denyut modernisasi kota Palembang yang terus bergerak maju, sekelompok zuriat Kiai Kemas Muhadda memilih untuk melangkah mundur sejenak bukan untuk bernostalgia, melainkan untuk menyulam kembali benang sejarah yang mulai kabur di mata generasi muda. Mereka menggelar sebuah kegiatan bertajuk Wisata Religi dan Sejarah, yang bukan sekadar ziarah, tetapi juga sebuah upaya kolektif untuk menghidupkan kembali peranan tokoh perempuan agung: Ratu Sinuhun.

Ziarah yang Menyulam Ingatan

Minggu pagi, 5 Oktober 2025, langit Palembang menyambut hangat rombongan peserta yang berjumlah sekitar 80 orang. Mereka berkumpul di kompleks pemakaman Sultan Abdul Rachman Kholifatul Mukminin Sayidul Imam, yang terletak di belakang Pasar Cinde. Di tempat ini, sejarah Kesultanan Palembang Darussalam terasa begitu dekat terpahat dalam nisan, terjaga dalam doa.

Perjalanan berlanjut ke Ungkonan Kiai Kemas Muhadda, Kawah Tekurep, Makam Ki Gede Ing Suro, dan berakhir di Kompleks Pemakaman Sabo Kingking. Di sinilah Ratu Sinuhun dimakamkan, perempuan yang namanya jarang disebut dalam buku sejarah, namun jejaknya begitu dalam dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat Palembang.

Acara dibuka oleh Ketua Ungkonan, Dr. H. Masagus Hakim Mansyur, M.Kes., yang menekankan pentingnya pelestarian nilai-nilai sejarah dan keagamaan. Untaian doa dan zikir dipimpin oleh Ustazd Kemas H. Azhari Ilyas, Lc., menambah kekhusyukan suasana. Ketua pelaksana kegiatan, Masayu Aminah Merry, menyebutkan bahwa kegiatan ini lahir dari kesepakatan para pengurus dan anggota, sebagai bentuk silaturahmi dan edukasi sejarah.

“Wisata religi ini bukan hanya tentang mengenang, tetapi juga tentang mengenalkan kembali sosok-sosok penting yang membentuk identitas Palembang,” ujar Masayu.

Ratu Sinuhun Perempuan dalam Bayang Sejarah

Salah satu sesi paling menggugah dalam kegiatan ini adalah pemaparan sejarah oleh Dr. Kemas A.R. Panji, M.Si., sejarawan yang telah lama meneliti Kesultanan Palembang. Ia mengangkat peran perempuan dalam struktur sosial dan keagamaan masa kesultanan, dengan fokus pada figur Ratu Sinuhun.

“Ratu Sinuhun bukan sekadar tokoh istana. Ia adalah penjaga spiritualitas, penyeimbang kekuasaan, dan panutan masyarakat,” ungkap Dr. Kemas Panji.

Menurutnya, Ratu Sinuhun memiliki peran penting dalam menjaga harmoni antara nilai Islam dan budaya lokal. Ia dikenal karena kebijaksanaannya, keteguhan dalam menjalankan ajaran agama, serta kepeduliannya terhadap masyarakat. Dalam konteks sejarah yang sering didominasi oleh narasi laki-laki, kehadiran Ratu Sinuhun menjadi bukti bahwa perempuan juga memiliki ruang dan pengaruh yang signifikan.

Menyambung Tradisi, Menyuarakan Harapan

Setelah menapak jejak sejarah, rombongan melanjutkan perjalanan ke Masjid Agung Palembang dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Di tempat-tempat ini, sejarah dan spiritualitas bertemu dalam bentuk arsitektur, artefak, dan kisah-kisah yang terjaga.

Kegiatan ditutup di sentra kuliner Pempek Rayhan 26 Ilir, tempat peserta berbagi cerita dan refleksi. Nyimas Yasmin, salah satu perwakilan panitia, menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi agenda rutin.

“Kami ingin kegiatan ini berkembang, misalnya dengan tema wisata masjid kuno atau tokoh perempuan lainnya dalam sejarah Palembang,” ujarnya.

Perjalanan yang Menghidupkan Narasi Perempuan

Wisata religi ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan ziarah batin yang menghidupkan kembali narasi perempuan dalam sejarah lokal. Ratu Sinuhun, dengan segala kebijaksanaan dan spiritualitasnya, menjadi simbol bahwa perempuan memiliki peran sentral dalam membentuk peradaban.

Dalam dunia yang sering melupakan peran perempuan dalam sejarah, kegiatan ini menjadi ruang untuk menyuarakan kembali jejak-jejak yang nyaris hilang. Ia adalah bentuk penghormatan, sekaligus ajakan untuk melihat sejarah dengan lensa yang lebih adil dan utuh.

Ratu Sinuhun bukan hanya bagian dari masa lalu. Ia adalah inspirasi masa kini simbol kebijaksanaan, spiritualitas, dan kekuatan perempuan Sumatera Selatan yang layak dikenang, dirawat, dan diwariskan.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini