Kabar duka menyelimuti jagat Sumatera Selatan dan dunia militer Indonesia. IGK Manila, tokoh yang tak terpisahkan dari sejarah Operasi Ganesha lebih dikenal sebagai Operasi Giring Gajah telah berpulang. Pesan duka beredar cepat di berbagai grup WhatsApp, menyebutkan bahwa beliau wafat di Rumah Sakit Bunda Menteng pada pukul 08.59 WIB.

Bagi sebagian besar masyarakat, nama IGK Manila mungkin terdengar sebagai bagian dari sejarah militer atau olahraga nasional. Namun bagi para penulis buku Gajah Palembang, beliau adalah sosok yang hidup dalam kenangan dan perjuangan konservasi. “Kami sangat terkejut,” ujar Ali Goik, salah satu penulis buku tersebut. “Almarhum menyambut baik buku ini karena menceritakan sejarah Gajah Palembang. Sambutan beliau bahkan tertuang di dalam buku.”
Operasi Ganesha Memindahkan Gajah, Menyelamatkan Harmoni
Operasi Ganesha bukan sekadar operasi militer. Di bawah komando IGK Manila, ratusan gajah yang masuk ke pemukiman transmigran di Air Sugihan, Sumatera Selatan, dipindahkan kembali ke habitat aslinya. Operasi ini menjadi simbol sinergi antara kekuatan militer dan kepedulian ekologis—sebuah langkah langka yang menunjukkan bahwa keamanan dan konservasi bisa berjalan beriringan.
IGK Manila memimpin dengan ketegasan, namun juga dengan empati terhadap masyarakat dan satwa liar. Ia memahami bahwa konflik antara manusia dan gajah bukan hanya soal wilayah, tetapi juga soal warisan alam yang harus dijaga.
Dari Singaraja ke Panggung Nasional
Lahir di Singaraja, Bali pada 8 Juli 1942, IGK Manila menapaki karier panjang yang melintasi dunia militer, pendidikan, dan olahraga. Ia pernah menjabat sebagai Ketua STPDN, Sekjen Departemen Penerangan, hingga Direktur Akademi Olahraga Indonesia. Di setiap peran, ia membawa semangat disiplin dan dedikasi yang tak tergoyahkan.
Warisan yang Tak Terhapus
Kepergian IGK Manila meninggalkan jejak yang dalam, bukan hanya di arsip sejarah, tetapi juga di hati mereka yang pernah bekerja bersamanya. Ia adalah pemimpin yang tak hanya memerintah, tetapi juga mendengarkan. Ia adalah tokoh yang tak hanya menggerakkan pasukan, tetapi juga menggugah kesadaran.
Kini, saat kita mengenang beliau, kita juga diingatkan akan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam—sebuah pelajaran yang beliau wariskan lewat Operasi Ganesha.




