Hari Harimau Sedunia
LogikaIndonesia.Com – Di Indonesia, Hari Harimau Sedunia seharusnya menjadi panggilan untuk memperkuat perlindungan terhadap Harimau Sumatera. Namun pada kenyataannya, peringatan ini justru terasa getir — terutama ketika melihat kondisi di Hutan Harapan, habitat tersisa sang raja rimba yang kini terjepit oleh tiga aktivitas ilegal dan satu jalan tambang legal yang merusak.
Hutan Harapan: Dari Zona Konservasi ke Zona Eksploitasi?
Kawasan Hutan Harapan, yang seharusnya menjadi zona restorasi dan perlindungan keanekaragaman hayati, kini berubah menjadi wilayah konflik ekologis. Harimau Sumatera yang dulu bebas menjelajah kini hidup dalam ketakutan, terkurung oleh:
Ilegal Logging
Perambahan/Pertanian dan Perkebunan Ilegal (Ilegal Land Use)
Ilegal Drilling (Pengeboran Minyak Ilegal)
Pembangunan Jalan Tambang MBJ
Jalan Tambang MBJ: Luka Terbuka di Tubuh Hutan
Pembangunan jalan tambang oleh PT Marga Bara Jaya (MBJ) telah membelah kawasan Hutan Harapan secara harfiah dan ekologis. Jalan ini melintasi koridor satwa, termasuk jalur jelajah Harimau Sumatera. Akibatnya:
Fragmentasi habitat semakin parah.
Gangguan suara dan lalu lintas berat mengusir satwa liar menjauh.
Memudahkan akses aktivitas ilegal lain (penebangan, perambahan, perburuan).
Konflik satwa-manusia meningkat, karena harimau kehilangan jalur perburuan alami dan mendekati permukiman.
Lebih buruk lagi, pembangunan jalan ini mendapat lampu hijau dari pemerintah, meskipun bertentangan dengan semangat konservasi dan sempat ditolak oleh berbagai organisasi lingkungan. Jalan ini adalah contoh bagaimana kepentingan tambang lebih diutamakan ketimbang kelestarian spesies langka.
Pertanyaan Kritis: Masihkah PT REKI Layak Pegang Mandat?
PT Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI), sebagai pengelola konsesi Hutan Harapan, kini mulai menuai kritik keras. Di tengah maraknya kejahatan lingkungan dan pembangunan jalan tambang, publik bertanya:
Mengapa pengawasan begitu lemah?
Mengapa konflik lahan dibiarkan membesar?
Mengapa tak ada langkah hukum terhadap pelaku perambahan besar-besaran?
Mengapa harimau semakin sulit ditemukan di kawasan yang katanya dilindungi?
Jika lembaga pengelola tidak sanggup melindungi hutan dari tekanan ekonomi, maka izin restorasi perlu ditinjau ulang secara menyeluruh. Tidak cukup dengan laporan dan angka, tapi evaluasi lapangan yang melibatkan akademisi, aktivis, masyarakat adat, dan lembaga independen.
Harimau Tidak Butuh Jalan Tambang. Mereka Butuh Hutan
Setiap jejak harimau yang hilang adalah isyarat bahwa kita gagal. Jalan tambang bukan kemajuan, tapi lonceng kematian untuk ekosistem yang rapuh. Apakah kita akan terus membangun “pembangunan” di atas kehancuran satwa liar dan hutan tropis terakhir?
Hari Harimau Sedunia: Ajakan untuk Melawan Diam
29 Juli bukan hari perayaan. Ini hari perlawanan. Perlawanan terhadap:
Legalitas yang menghancurkan konservasi.
Perizinan yang mengabaikan ekologi.
Pura-pura peduli sementara tambang terus menjarah.
Tuntutan Mendesak:
– Tinjau ulang izin PT REKI sebagai pengelola
– Hentikan pembangunan dan ekspansi jalan tambang MBJ
– Tegakkan hukum terhadap pelaku ilegal logging, perambahan, dan illegal drilling
– Aktifkan kembali koridor satwa dan zona restorasi
– Libatkan masyarakat adat dan lokal sebagai garda depan perlindungan hutan
Penutup: Harimau Tak Butuh Janji, Mereka Butuh Hutan yang Nyata
Harimau Sumatera adalah simbol hidup dari ekosistem yang utuh. Saat mereka terusir, kita kehilangan lebih dari sekadar satwa langka. Kita kehilangan masa depan.
#HariHarimauSedunia #TinjauIzinREKI #HentikanJalanTambangMBJ #SelamatkanHutanHarapan #SaveSumatranTiger




