Air Keruh di Ring Satu Tambang

0
38

Muara Enim, LogikaIndonesia.Com — Di tepi Sungai Niru, air berwarna kecokelatan mengalir lambat. Bau menyengat menusuk hidung. Sejak kanal buatan milik PT Cakra Bumi Energi dialirkan ke sungai itu, biota sungai menghilang satu per satu.

Di Desa Tanjung Menang, Kecamatan Rambang Niru, posko kecil bernama Rumah Merdeka berdiri. Bangunannya sederhana, tapi dari sinilah keluhan warga menguat. “Kerusakan Sungai Niru bukan hanya soal lingkungan. Ini soal keberlanjutan hidup masyarakat yang berada di Ring Satu tambang batubara,” kata Satria Darma Wijaya, Ketua Posko Rumah Merdeka.

Sungai yang Hilang

Sungai Niru dulu menjadi pusat kehidupan. Airnya untuk memasak, mencuci, mengairi sawah. Anak-anak mandi di sini, nelayan darat mencari ikan. Kini, sungai tinggal kenangan. Air keruh tak lagi bisa dipakai. Ikan menghilang. Petani mengeluh gagal panen.

Warga menuding aktivitas tambang sebagai penyebab. Kanal tambang membelah lanskap desa dan bermuara langsung ke sungai. Air yang masuk membawa limbah.

Dari Posko ke Pemerintah

Pada 20 Agustus 2025, Posko Rumah Merdeka melayangkan pengaduan resmi ke Dinas Lingkungan Hidup Muara Enim. Mereka menuntut investigasi dan langkah tegas terhadap perusahaan.

Desakan mereka jelas:

Pertama, Investigasi dampak lingkungan sesuai UU 32/2009.

Kedua, Pemulihan Sungai Niru oleh PT Cakra Bumi Energi.

Ketiga, Publikasi dokumen AMDAL kepada masyarakat.

Jika tak direspons, mereka siap naik ke tingkat provinsi, bahkan ke Kementerian Lingkungan Hidup. Investor asing perusahaan pun bisa ikut disentuh: laporan akan dikirim ke Kedutaan Besar Cina.

Rumah Perlawanan

Rumah Merdeka di Tanjung Menang kini menjadi lebih dari sekadar posko. Ia menjadi ruang konsolidasi warga. Dari sini, perlawanan terhadap tambang dirawat.

“Bagi kami, Sungai Niru adalah nadi desa,” ujar seorang warga. “Jika sungai mati, kami pun akan mati.”

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini